Main Menu

Assign modules on offcanvas module position to make them visible in the sidebar.

Our school

Dongeng mempunyai banyak manfaat, di antaranya dapat menanamkan akhlak sejak dini kepada anak. Karena itu, siapa saja sejatinya harus bisa mendongeng, termasuk guru dan orang tua yang mempunyai peran penting dalam mendidik anak bangsa.
Mendongeng atau bercerita adalah salah satu upaya untuk meningkatkan bonding atau hubungan emosional positif antara orang tua dan anaknya serta antara guru dan para muridnya.
Mendongeng juga melatih kemampuan "Public Speaking" kita bagaimana seseorang tersebut dapat berbicara dengan baik dan terstruktur sehingga gagasan yang ingin disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh banyak orang.
Oleh karena itu, pada edisi Pamong Bersama Bulan November 2021 SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo berkolaborasi dengan Kak Ajeng Fitri Wulandari. S.Pd. Guru SMAN 1 UUt Murung Kalimantan Tengah untuk menyampaikan materi tentang "Mendongeng Sebagai Media Public Speaking".
Pamong Bersama ini merupakan kelas kolaborasi kami dengan mendatangkan orang-orang ahli dibidangnya, baik itu lembaga atau secara pribadi.
Nantikan edisi Pamong Bersama berikutnya hanya di SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo.
img class="j1lvzwm4" style="border: 0px; vertical-align: top;" src="data:;base64," width="18" height="18" />
Ratna Januar Pertiwi

 

Puncak Global Enterpreneurship Week sudah hampir dekat. Enam besar Lomba Bisnis Plan sudah ditentukan. Selamat bertanding dalam gelaran Final Bisnis Plan SMA Pembangunan jaya 2 Sidoarjo.
Kami menghadirkan Dean Juri yang
Keren
dan WOW banget di bidangnya.
Diantaranya :
1. Bapak Bagus Satria Wiguna, SIP., M.M (Manajer Pengelolaan Kawasan Jayaland)
2. Ibu Arzeti bilbina Huzaimi, S.E., M.A.P (Anggota DPR RI Komis IX)
3. Bapak Urip Nurahanto, M.Pd (Kepala Bagian IT Sekolah Pembangunan Jaya)
Jangan sampai ketinggalan saksikan hasil karya siswa dalam Final Bisnis Plan SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo.
Hari Rabu, 17 November 2021. Pukul 13.00-16.00 WIB.
img class="j1lvzwm4" style="border: 0px; vertical-align: top;" src="data:;base64," width="18" height="18" />
Ratna Januar Pertiwi

 

Matangkan persiapanmu dengan latihan soal UTBK. Uji kemampuanmu dalam menjawab soal SBMPTN lewat Try Out UTBK secara online.
Bekerjasama dengan Ruang Guru, Siswa kelas XI dan XII SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo melaksanakan Try Out UTBK. Kegiatan ini merupakan ikhtiar sekolah untuk membantu siswa dalam merasionalisasi jurusan impian mereka. Sehingga nantinya jika para siswa menginginkan jurusan tersebut maka idealnya usaha apa yang harus dilakukan agar mendapat nilai UTBK maksimal.
Selamat berjuang dan tetap semangat ???.




Kusta merupakan penyakit yang menyerang sel syaraf tepi, sehingga menyebabkan mati rasa pada bagian tertentu. Kusta atau disebut leprosy termasuk jenis penyakit dengan stigma tinggi, orang merasa ketakutan mengalami penularan sebab melihat dampak kusta secara fisik yaitu cacat/ kerusakan tubuh yang nampak mengerikan. Padahal faktanya kusta merupakan penyakit menular yang tidak mudah menular serta dapat disembuhkan tanpa mengalami disabilitas.
Indonesia dengan angka kusta peringkat ketiga tertinggi di dunia setelah India dan Brazil. Data Kementrian Kesehatan menyebutkan angka penemuan kasus baru Indonesia: 6,07 per 100.000 penduduk. Total kasus baru sebanyak 15.910. Secara nasional, Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta (angka kasus kusta terdaftar atau angka prevalensi <1/10.000 penduduk) pada tahun 2000. Namun masih ada 10 Provinsi yang belum mencapai eliminasi kusta. Selanjutnya di tingkat Kabupaten/Kota, pada akhir tahun 2017 masih tedapat 142 Kabupaten/Kota belum mencapai eliminasi kusta yang tersebar di 22 Provinsi. Sepuluh provinsi yang belum eliminasi kusta tersebut adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Papua, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Ciri kusta seperti panu, namun mati rasa. Pada kulit ditandai dengan bercak putih maupun bercak merah dan mati rasa, kadang berupa benjolan-benjolan di lengan, wajah, badan, dan telinga. Pada saraf tepi ditandai dengan mati rasa pada area telapak tangan dan atau telapak kaki yang mengalami kerusakan saraf, kelumpuhan di tangan dan kaki, kering, dan tidak berkeringat. Jika kelainan itu terjadi pada mata ditandai dengan refleks kedip berkurang, dan kelopak mata tidak menutup dengan baik. Masalah yang lebih seriusnya adalah terjadi cacat menetap seperti jari bengkok, memendek atau terputus, kelumpuhan tangan dan kaki, kelopak mata tidak menutup (lagoftalmos), dan kebutaan.
Bagian tubuh yang sering terdeteksi kusta adalah punggung, sekitar telinga dan paha. Cirinya kulit terdapat bercak seperti panu dan kemerahan, namun tidak terasa gatal. Ketika ciri itu diraba, atau digosok dengan kapas, maupun ditusuk dengan jarum tidak terasa, maka ada indikasi kusta. Langkah yang tepat segeralah periksa di Puskesmas terdekat.
Bakteri penyebab kusta adalah mycobacteriumleprae, berbentuk basil/ batang. Sedangkan obat kusta namanya MDT atau multi drug terapy, adalah kombinasi obat rekomendasi WHO yang bisa diperoleh secara gratis di Puskesmas. Lama pengobatan 6 bulan untuk tipe PB (pausibasiler) atau kusta kering, dan 12 bulan untuk tipe MB (multibasiler) atau kusta basah. Tujuan dari pengobatan adalah memutus rantai penularan, mencegah cacat atau menangani agar cacat tidak berlanjut, menangani komplikasi, serta memperbaiki kualitas hidup penderita.
Kusta ditularkan oleh penderita yang belum mengkonsumsi obat MDT, ditularkan kepada orang lain yang melakukan kontak langsung dengan penderita secara terus menerus dalam jangka waktu lama dengan masa inkubasi rerata 2-5 tahun. Maka obyek penularan biasanya orang satu rumah atau tetangga dekat. Fakta lainnya, 95 persen orang kebal kusta, sisanya 5 persen adalah 70 persen orang yang tertular atas ketahanan tubuhnya mampu sembuh dengan sendirinya, dan 30 persen berikutnya orang yang tertular harus berobat. Namun kemungkinan kecil penularan ini jika lambat pengobatan akan berdampak kecacatan secara permanen.
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kusta, berdampak pada rendahnya penerimaan terhadap orang yang mengalami kusta. Warga masyarakat cenderung jijik, takut dan ngeri lalu memutuskan untuk menjauh, jika perlu mengasingkan penderita kusta. Tindakan tersebut selain diskriminatif dan melanggar HAM juga memberi ruang bagi penularan kusta. Langkah yang tepat semestinya adalah mengupayakan pengobatan ke Puskesmas.
Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap deteksi dini kusta, juga menyebabkan temuan adanya kasus kusta selalu terlambat. Keterlambatan pengobatan menyebabkan kerusakan fisik dan disabilitas, sehingga kusta semakin identik dengan kecacatan.
Menurut Kepala Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kecamatan Gedangan dr. Noer Amalis Sholeha, upaya yang sudah dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan kusta di Kabupaten Sidoarjo antara lain : penyuluhan baik secara langsung maupun dengan pemasangan banner, penjaringan kasus kusta/deteksi dini kusta, pemeriksaan kontak serumah penderita kusta serta sosialisasi untuk menghilangkan stigma kusta di masyarakat. Dengan upaya yang telah dilakukan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta serta dapat meningkatkan kepedulian masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit kusta. (RW)
Keterangan foto tidak tersedia.
img class="j1lvzwm4" style="border: 0px; vertical-align: top;" src="data:;base64," width="18" height="18" />
img class="j1lvzwm4" style="border: 0px; vertical-align: top;" src="data:;base64," width="18" height="18" />
Ratna Januar Pertiwi dan Han Han

 

Dibalik keberhasilan siswa SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo dalam membuat Karya Tulis Ilmiah terdapat guru-guru
hebat
yang selalu berusaha mengupgrade kelimuannya.
Kali ini Guru SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo berkolaborasi dengan Universitas Katolik Widya Mandala dalam Pelatihan Pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
Pemaparan materi dan diskusi berjalan seru untuk menemukan kesamaan pandang dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang efektif dan sesuai dengan tingkatan siswa SMA.
Semoga kolaborasi ini akan terus terjalin dengan program pelatihan yang dibutuhkan oleh guru SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo. Semangat Belajar???
Mungkin gambar 4 orang, termasuk Marliana Junaedi
 

Back to top